JURNALMERDEKA.id – PANGKALPINANG. Aksi unjuk rasa yang dilakukan kelompok mahasiswa di depan Kantor Bea Cukai Pangkalpinang, Jumat (19/12/2025) berakhir dengan bentrokan fisik antara massa aksi dan aparat kepolisian.
Kericuhan dipicu oleh ketegangan saat mahasiswa hendak melakukan aksi bakar ban sebagai simbol protes terhadap peredaran rokok ilegal.
Kericuhan mulai pecah ketika mahasiswa mencoba membakar tumpukan ban di depan gerbang kantor. Pihak kepolisian yang berjaga segera melakukan penghalangan dengan dengan cara-cara yang represif dan arogan, sehingga memancing emosi para peserta demo.
Aksi dorong-dorongan tidak terelakkan, hingga berujung pada kericuhan di tengah jalan. Para pendemo memandang tindakan kepolisian sangat tidak etis dalam menangani penyampaian aspirasi publik.
Salah satu koordinator aksi dalam orasinya menyampaikan kekecewaan mendalam atas sikap aparat di lapangan. Ia menilai adanya kegagalan kepemimpinan di tubuh kepolisian dalam membina personilnya.
“Kericuhan ini menandakan pimpinan kepolisian yang tidak becus dalam membina bawahannya. Bukan kericuhan seperti ini yang kami inginkan, yang kami inginkan aksi ini damai tanpa anarkis. Seharusnya kalian mendengar tuntutan kami, bukan menghalangi dan kasar kepada kami,” tegas salah satu pendemo di lokasi.
Aksi ini dilakukan untuk menuntut pihak Bea Cukai Pangkalpinang agar lebih tegas dan serius dalam membasmi peredaran rokok ilegal yang dinilai semakin marak. Namun, massa menilai ada kesan “ketakutan” dari pihak Bea Cukai. Hal ini didasari pada jumlah aparat kepolisian yang dikerahkan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah massa pendemo.














Komentar